Bukit Shafa dan Marwah, Sejarah Sa’i dalam Haji

Bukit Shafa dan Marwah, Sejarah Sa’i dalam Haji

Setiap tahun, jutaan umat Muslim datang dari seluruh dunia untuk menjalankan ibadah haji dan umrah, serta melaksanakan Sa’i di antara dua bukit ini sebagai salah satu rukun dari haji dan umrah. Ini adalah momen spiritual yang sangat penting bagi umat Islam, merenungkan kisah Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, dan Ismail AS, dan mengambil pelajaran tentang kesabaran, kepercayaan, dan keteguhan dalam menghadapi ujian hidup.

Bukit Shafa dan Marwah, Sejarah Sa’i dalam Haji

Bukit Shafa dan Marwah adalah dua bukit yang terletak di sekitar Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi. Kedua bukit ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting dalam tradisi dan sejarah Islam, terutama terkait dengan ibadah haji dan umrah.

Bukit Shafa dan Marwah dikaitkan dengan kisah Nabi Ibrahim AS dan istrinya Siti Hajar, beserta putra mereka Nabi Ismail AS. Kisah ini berkaitan dengan peristiwa penting dalam Islam yang dikenal sebagai Sa’i.

Baca Juga: Syarat Badal Umroh yang Wajib Terpenuhi

Dalam kisah ini, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan istrinya Siti Hajar, dan putranya Nabi Ismail AS, di sebuah lembah yang tandus di Makkah, tanpa persediaan air atau makanan. Setelah beberapa waktu, persediaan air yang mereka bawa habis, dan Siti Hajar merasa putranya yang kecil sangat haus. Dalam keputusasaan Siti Hajar mulai berlari-lari antara dua bukit, Bukit Shafa dan Marwah mencari air atau bantuan.

Saat ia kembali ke Nabi Ismail, Siti Hajar melihat mata air yang di bawah kaki bayi Ismail. Terus mata air tersebut diberi nama Zamzam. Mata air ini menjadi sumber air yang melimpah bagi Hajar dan Ismail, serta bagi orang-orang yang kemudian tinggal di sekitar Makkah hingga saat ini. 

Sa’i Diantara Bukit Shafa dan Marwah

Sa’i menjadi salah satu rukun penting dalam ibadah haji dan umrah, jika ditinggalkan maka haji dan umroh akan tidak sah. Setiap orang yang melakukan haji atau umrah diharuskan untuk melakukan tujuh kali perjalanan bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwah.

Sa’i adalah rukun dalam ibadah haji dan umrah dengan berjalan tujuh kali bolak-balik antara dua bukit, yaitu Bukit Shafa dan Marwah, dimulai dari shafa dan berakhir di marwah.

Baca juga: 3 Amalan yang Pahalanya Setara Dengan Haji, Sholat Berjamaah Salah Satunya

Syarat Sa’i

  • Didahului dengan thawaf;
  • Dimulai dari bukit shafa dan berakhir di bukit Marwah;
  • Menyempurnakan tujuh kali perjalanan dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan sebaliknya dihitung satu kali perjalanan;
  • Dilaksanakan di tempat Sa’i. 

Dengan melaksanakan Sa’i, jamaah haji dan umrah diingatkan akan nilai-nilai dalam Islam, seperti kesabaran, keberanian, dan keikhlasan. Ritual ini juga mempererat ikatan antara sejarah, tradisi, dan keyakinan umat Islam.

Jika jamaah memiliki rencana untuk pergi umroh, pilihlah travel yang terpercaya dan memiliki track record yang sudah terjamin. Almira Travel hadir untuk muslim Indonesia sebagai travel umroh dan haji terbaik, terpercaya, aman dan amanah. Travel kami telah lama melayani jamaah untuk menemani ibadah suci mereka.

Syarat Badal Umroh yang Wajib Terpenuhi

Syarat Badal Umroh yang Wajib Terpenuhi

Badal umroh adalah ketika seseorang mengerjakan ibadah umroh atas nama orang lain yang telah meninggal dunia ataupun uzur. Biasanya badal umroh sering kali dilakukan oleh keluarga atau kerabat dekat yang ingin mendoakan orang yang telah meninggal dengan mengerjakan ibadah umroh sebagai pengganti.

Badal umroh umumnya dilakukan ketika seseorang tidak dapat mengerjakan umroh secara langsung karena alasan keterbatasan fisik, kesehatan, atau keterbatasan lainnya. Sehingga orang tersebut meminta orang lain yang sehat dan mampu untuk mewakilinya dalam mengerjakan umroh.

Baca juga: 3 Amalan yang Pahalanya Setara Dengan Haji, Sholat Berjamaah Salah Satunya

Pada dasarnya badal umroh merupakan bentuk bakti seseorang kepada orang yang telah meninggal (entah orang tua ataupun keluarga) sebagai amal jariyah untuk orang yang telah meninggal. Meskipun badal umroh umumnya dilakukan atas nama orang yang telah meninggal, ada juga beberapa pendapat yang memperbolehkan badal umroh atas nama orang yang masih hidup, seperti orang yang sedang sakit atau tidak mampu secara fisik untuk mengerjakan umroh.

Ibadah umroh secara langsung masih dianggap lebih utama daripada melakukan badal umroh. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki kemampuan untuk melaksanakan umroh sendiri, disarankan untuk melakukannya secara langsung.

Syarat-Syarat Badal Umroh

Untuk melakukan badal umroh ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, berikut syarat-syarat yang wajib dipenuhi jika ingin melaksanakan badal umroh:

Fisik yang tidak memungkinkan

Menunaikan ibadah umroh memerlukan kekuatan fisik yang cukup ekstra, seperti melakukan tawaf, sa’i dan lainya. Syarat pertama yang harus terpenuhi untuk melakukan badal umroh, ketika seseorang memiliki fisik yang tidak memungkinkan untuk melakukan rangkaian ibadah umroh.

Baca juga: Berikut 8 Tempat Mustajabnya Do’a di Tanah Suci

Mampu secara finansial.

Salah satu syarat dari haji dan umroh adalah mampu, entah itu mampu secara fisik maupun finansial. Begitu juga untuk badal umroh, tidak boleh membadalkan seseorang yang tidak mampu secara finansial .

Sakit

Selain orang yang sudah meninggal, boleh membadalkan umroh bagi orang yang sedang sakit keras. Yang dimaksud sakit keras disini seseorang yang sudah divonis kemungkinan sembuh kecil. Orang tua yang sudah renta juga diperbolehkan untuk dibadalkan.

Wafat/meninggal dunia

Sudah umum untuk syarat yang satu ini. Diperbolehkan membadalkan umroh untuk seseorang yang telah meninggal dunia. Seperti yang dijelaskan diatas, membadalkan merupakan salah bentuk bakti kita terhadap orang yang telah meninggalkan (ortu atau keluarga).

Orang yang membadalkan harus pernah umroh

Tidak semua muslim bisa membadalkan umroh seseorang. Syarat bagi orang yang membadalkan adalah pernah melakukan umroh sebelumnya. Namun bisanya pada pelaksanaan umroh, jamaah akan melakukan umroh beberapa kali dalam setiap pemberangkatan.

Diperbolehkan membadalkan lawan jenis

Diperbolehkan untuk membadalkan beda jenis kelamin, seperti muslim laki-laki membadalkan muslim perempuan dan muslim perempuan membadalkan muslim laki-laki.

Membadalkan satu orang dalam satu umroh

Hanya diperbolehkan membadalkan satu orang dalam satu pelaksanaan ibadah umroh. Jadi tidak boleh membadalkan lebih dari satu (dua ataupun tiga) dalam satu pelaksanaan umroh. 

Jika jamaah memiliki rencana untuk pergi umroh atau membadalkan seseorang seperti orang tua ataupun keluarga laina, pilihlah travel yang terpercaya dan memiliki track record yang sudah terjamin. Almira Travel hadir untuk muslim Indonesia sebagai travel umroh dan haji terbaik, terpercaya, aman dan amanah. Travel kami telah lama melayani jamaah untuk menemani ibadah suci mereka.

Berikut 8 Tempat Mustajabnya Do’a di Tanah Suci

Berikut 8 Tempat Mustajabnya Do’a di Tanah Suci

Tanah Suci merupakan tempat yang sangat istimewa bagi umat Islam dari seluruh dunia. Selain menjadi tempat suci yang dihormati dalam agama Islam, Mekkah Al-Mukaromah dan Madinah Al-Munawwarah juga ada tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa, doa yang dipanjatkan akan lebih cepat terkabul dari pada dipanjatkan di tempat lainya.

Salah satu tempat yang paling suci di Tanah Suci adalah Masjidil Haram, yang terletak di kota suci Makkah. Di dalam Masjidil Haram, terdapat Ka’bah yang menjadi kiblat bagi seluruh umat Islam. Berdoa di Masjidil Haram dianggap sangat mustajab karena tempat ini merupakan pusat ibadah yang memancarkan aura spiritual yang luar biasa. Selain itu, Bukit Shafa dan Marwah, yang terletak di sekitar Masjidil Haram, juga dianggap mustajab untuk berdoa. Tempat ini memiliki nilai sejarah yang kuat, terkait dengan perjalanan Hajar, ibu Nabi Ismail, dalam mencari air untuk putranya. Berdoa di antara dua bukit ini juga dianggap sebagai momen yang sangat berarti dalam menghadapkan diri kepada Allah.

Baca juga: 8 Tips agar Tidak Tersesat selama Haji

8 Tempat Mustajabnya Do’a di Tanah Suci

Berikut Tempat-tempat yang menjadi mustajabnya doa :

Multazam, tempat atau jarak antara sudut Hajar Aswad dan pintu Kakbah. Multazam merupakan tempat paling utama. Cucurkanlah air mata seraya memohon ampunan kepada Allah SWT. Jika memungkinkan, pegang pintu Kakbah. Mintah kebaikan dan kebahagiaan bagi dunia dan akhirat.

1# Multajam

Multazam adalah area atau tempat tertentu di Masjidil Haram di Makkah yang terletak antara Hajar Aswad (batu hitam) dan pintu masuk ke Ka’bah. Tempat ini memiliki makna dan nilai penting dalam tradisi Islam. 

Banyak peziarah dan jamaah haji berusaha mendekati Multazam dan berdoa di tempat tersebut. Dipercaya bahwa doa-doa yang diucapkan di Multazam memiliki peluang lebih besar untuk dikabulkan oleh Allah SWT. 

Multazam adalah salah satu tempat yang penuh keberkahan dan kekhususan di Masjidil Haram, di mana umat Muslim berusaha mengungkapkan kerendahan diri dan memohon kepada Allah dengan harapan mendapatkan keberkahan dalam hidup mereka.

Baca juga: Seharusnya Umroh Berapa Hari sih?

2# Hijr Ismail

Tempat mustajab nomor 2 adalah Hijr Ismail, tempat yang berbentuk setengah lingkaran yang menjadi salah satu tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa. Terletak di utara Kabah yang dipercaya tempat berteduh Nabi Ismail AS ketika membangun Ka’bah. Di Hijr Ismail umat islam juga disunnahkan untuk melakukan sholat sunnah.

3# Rukun Yamani

Rukun Yamani adalah salah satu sudut atau pojok Ka’bah yang terletak di sisi Yaman dari Ka’bah. Rukun Yamani sering menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh jamaah haji dan peziarah saat mereka berada di Masjidil Haram di Makkah.

Rukun Yamani memiliki makna dan nilai penting dalam tradisi Islam. Menurut riwayat yang diterima, Nabi Muhammad SAW pernah mencium dan menyentuh sudut Rukun Yamani ketika beliau melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah selama ibadah haji. Mengikuti langkah Rasulullah, banyak jamaah haji dan peziarah yang berusaha mencium atau menyentuh sudut Rukun Yamani saat mereka berada di sekitar Ka’bah, jika tidak memungkinkan bisa diganti dengan isyarah.

4# Ketika Sa’i

Sai merupakan bagian dari ibadah haji dan umrah yang melibatkan berjalan antara dua bukit, yaitu Bukit Shafa dan Bukit Marwah. Waktu mengerjakan sa’i jamaah dianjurkan memperbanyak dzikir dan doa.

Sai diadopsi dari tindakan Siti Hajar, ibu Nabi Ismail, ketika dia mencari air untuk putranya yang kehausan di padang pasir Makkah. Menurut cerita yang diteruskan dalam tradisi Islam, Hajar berlari-lari antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah tujuh kali dalam upayanya mencari air. Akhirnya, air zam-zam muncul di dekat tempat Nabi Ismail berada. 

Raudhah adalah sebuah area yang terletak di dalam Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Kata “Raudhah” berasal dari bahasa Arab yang berarti “taman”. Raudhah juga sering disebut sebagai “Taman Surga” karena keindahan dan keberkahan spiritual yang dikaitkan dengan tempat tersebut.

5# Raudhah

Raudhah dianggap sebagai salah satu tempat yang paling suci dan mustajab di dalam Masjid Nabawi. Raudhah merupakan area di antara mimbar Rasulullah Muhammad SAW dan makam beliau. Dianggap sebagai bagian dari surga di bumi, Raudhah merupakan salah satu tempat di mana doa-doa dan amalan yang dilakukan diterima dengan lebih baik oleh Allah SWT.

Area ini biasanya ramai dan diawasi oleh petugas keamanan untuk menjaga ketertiban dan memastikan kesempatan bagi semua peziarah untuk merasakan keberkahan dari tempat yang begitu istimewa ini.

 Jika jamaah memiliki rencana untuk pergi umroh, pilihlah travel yang terpercaya dan memiliki track record yang sudah terjamin. Almira Travel hadir untuk muslim Indonesia sebagai travel umroh dan haji terbaik, terpercaya, aman dan amanah. Travel kami telah lama melayani jamaah untuk menemani ibadah suci mereka.

Seharusnya Umroh Berapa Hari sih?

Seharusnya Umroh Berapa Hari sih?

Umroh berapa hari – Ibadah umroh tidak memiliki batas waktu dalam pelaksanaanya, bisa dikerjakan di bulan apa saja dan tanggal berapa saja. Lain halnya dengan haji yang hanya bisa dikerjakan pada bulan Dzulhijjah, jadi umroh menjadi salah satu ibadah yang fleksibel dalam waktu.

Karena itulah banyak muslim menggunakan umroh sebagai alternatif untuk mengobati kerinduan beribadah di tanah suci, mengingat waktu antri dari haji sangatlah lama.

Umroh adalah salah satu ibadah yang diimpi-impikan muslim di seluruh dunia. Namun, sebelum merencanakan perjalanan umroh, penting untuk memahami berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan rangkaian ibadah ini.

Baca juga: Kiat Menuju Haji Mabrur dan Syarat Meraihnya

Umroh Berapa Hari?

Lama waktu umroh dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor (termasuk kebijakan pemerintah Saudi Arabia) pilihan paket perjalanan umroh, dan kondisi pribadi masing-masing jamaah. 

Secara umum, umroh dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat dibutuhkan waktu sekitar 2-3 jam saja (dari niat di miqat sampai tahallul), namun ada juga jamaah yang memilih untuk memperpanjang waktu mereka di Mekah untuk belajar dan mencari pengalaman di sana.

Berikut ini adalah estimasi secara umum mengenai waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan umroh:

  • Niat ihram: Setelah tiba di Mekah, jamaah akan melakukan persiapan awal sebelum memasuki ihram, yaitu mengenakan pakaian ihram dan melakukan sunnah yang lain. Proses ini biasanya cukup singkat, tergantung pada kepadatan lalu lintas dan kegiatan di sekitar Masjidil Haram. Kadang niat dilakukan ketika berada di pesawat. 
  • Tawaf: Setelah melaksanakan niat ihram, selanjutnya melakukan tawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Tawaf dapat memakan waktu sekitar 1 jam, tergantung pada kepadatan jamaah. Hindari waktu sholat berjamaah.
  • Sa’i: Setelah menyelesaikan tawaf, jamaah akan melanjutkan dengan sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i biasanya memakan waktu sekitar 1 tergantung kepadatan jamaah.
  • Tahalul: Setelah menyelesaikan sa’i, jamaah akan melakukan rukun umroh yang selanjutnya yaitu mencukur atau memotong rambut mereka sebagai tanda penyelesaian umroh. 

Baca juga: Pentingnya Manasik Bagi Jamaah Umroh dan Haji

Setelah menyelesaikan rangkaian ibadah ini, umroh dianggap selesai. Namun, banyak jamaah yang memilih untuk tinggal lebih lama di Mekah untuk belajar, ibadah dan juga mencari keberkahan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan selama waktu tambahan di Mekah seperti beribadah di Masjidil Haram, mengunjungi tempat-tempat bersejarah di sekitar Mekah.

Adapun total waktu yang dibutuhkan untuk umroh (termasuk waktu tambahan yang dihabiskan di Mekah) dapat bervariasi antara beberapa hari hingga beberapa minggu. Banyak paket perjalanan umroh menawarkan berbagai opsi dengan durasi yang berbeda, sehingga jamaah dapat memilih sesuai dengan preferensi dan ketersediaan waktu mereka.

Yang paling penting anda harus memilih travel yang memiliki track record yang sudah terjamin. Almira Travel hadir untuk muslim Indonesia sebagai travel umroh dan haji terbaik, terpercaya, aman dan amanah. Travel kami telah lama melayani jamaah untuk menemani ibadah suci mereka.

Pentingnya Manasik Bagi Jamaah Umroh dan Haji

Pentingnya Manasik Bagi Jamaah Umroh dan Haji

Bagi para calon jamaah yang berencana melaksanakan ibadah Umrah dan Haji, pemahaman yang baik tentang manasik Umrah dan haji sangat penting. Manasik Umrah dan haji merujuk pada langkah-langkah dan tata cara pelaksanaan ibadah Umrah yang harus diikuti dengan seksama.

Para calon jamaah yang bersemangat untuk menunaikan ibadah Haji dan Umroh. Sebelum memulai perjalanan suci menuju tanah suci, penting bagi setiap calon jamaah untuk memahami manasik secara mendalam. Manasik Haji dan Umroh, seperti rukun yang harus dikerjakan waktu haji dan lainya. Dalam artikel ini, menjelaskan mengapa pemahaman yang baik tentang manasik sangat penting bagi para calon jamaah.

Baca juga: Perlengkapan Umroh Untuk Laki-Laki yang Harus Disiapkan

Pengertian Manasik Haji dan Umroh

Manasik Haji dan Umroh merujuk pada serangkaian langkah-langkah, tata cara, dan panduan pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh. Ini termasuk semua prosedur, ritual, dan peraturan yang harus diikuti oleh calon jamaah selama perjalanan mereka ke tanah suci Makkah dan Madinah untuk menjalankan ibadah.

Manasik Haji dan Umroh mencakup berbagai aspek ibadah, termasuk persiapan sebelum berangkat, tata cara melakukan thawaf di sekitar Ka’bah, sa’i antara bukit Safa dan Marwah, wukuf di Padang Arafah, lempar jumrah, dan berbagai ritual lainnya. Setiap langkah dalam manasik memiliki perincian dan aturan yang harus diikuti dengan seksama sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Manasik berfungsi sebagai panduan praktis bagi para calon jamaah agar mereka dapat melaksanakan ibadah Haji dengan benar, sesuai dengan tuntunan agama dan dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Ini membantu para calon jamaah untuk memahami makna dan tujuan di balik setiap ritual, menghargai setiap momen ibadah, dan mendapatkan manfaat spiritual yang mendalam dari ibadah Haji.

Keuntungan Mengikuti Manasik Haji bagi Para Jamaah

Mengikuti manasik Haji memiliki berbagai keuntungan yang penting bagi para jamaah. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan mengikuti manasik Haji:

Pemahaman yang Mendalam Terhadap Rangkaian Ibadah Haji dan Umroh

Manasik Haji memberikan pemahaman yang mendalam tentang setiap tahap dan ritual ibadah Haji dan Umroh. Para jamaah akan mempelajari makna, tujuan, dan tata cara pelaksanaan setiap ibadah dengan detail. Pemahaman ini membantu para jamaah mengerti mengapa mereka melaksanakan ibadah tersebut dan bagaimana menjalankannya dengan benar. Dengan pemahaman yang baik, ibadah akan menjadi lebih bermakna dan berkesan.

Baca juga: Lempar Jumrah Dan Waktu Pelaksanaanya

Persiapan yang Optimal

Manasik membantu para jamaah untuk melakukan persiapan yang optimal sebelum berangkat ke tanah suci. Mereka akan mempelajari tentang persiapan fisik, seperti pakaian ihram yang tepat dan perbekalan yang dibutuhkan. Selain itu, manasik Haji juga memberikan informasi tentang persiapan mental, seperti meningkatkan kesabaran, keikhlasan, dan rasa tanggung jawab. Persiapan yang baik memastikan para jamaah siap secara fisik dan mental untuk menghadapi perjalanan ibadah yang penuh berkah.

Menghindari Kesalahan dan Pelanggaran

Manasik memberikan pemahaman tentang larangan dan aturan-aturan yang harus diikuti selama ibadah Haji dan Umroh. Para jamaah akan belajar tentang hal-hal yang harus dihindari dan tindakan yang dapat membatalkan ibadah. Dengan pengetahuan ini, para jamaah dapat menghindari kesalahan dan pelanggaran yang dapat mempengaruhi sah dan tidaknya ibadah mereka.

Memperdalam Makna

Manasik membantu para jamaah untuk memperdalam makna setiap ritual ibadah. Mereka akan belajar tentang nilai-nilai seperti kesederhanaan, kesabaran, dan persatuan umat Muslim. Melalui pemahaman ini, para jamaah dapat menghayati setiap momen ibadah dengan lebih mendalam dan merasakan kehadiran Allah SWT secara lebih intens. Hal ini membantu menciptakan pengalaman Haji yang berkesan dan memperkaya kehidupan spiritual para jamaah.

Baca juga: Pengertian Wukuf dan Pelaksanaanya

Mengikuti manasik memiliki banyak keuntungan yang membantu calon jamaah untuk mempersiapkan diri dengan baik, menjalankan ibadah Haji dan Umroh dengan benar sesuai ketentuan agama. Penting bagi calon jamaah untuk mempelajari manasik Haji secara cermat dan mendalam guna memastikan ibadah yang akan dikerjakan bisa sah dan lebih khusyuk. .

Perlengkapan Umroh Untuk Laki-Laki yang Harus Disiapkan

Perlengkapan Umroh Untuk Laki-Laki yang Harus Disiapkan

Ibadah umroh adalah momen yang sangat istimewa bagi setiap Muslim yang bermimpi melangkahkan kaki di Tanah Suci. Bagi para jamaah yang siap memulai perjalanan spiritual mereka, persiapan yang matang menjadi kunci penting dalam menjamin kenyamanan dan kesuksesan ibadah. 

Salah satu aspek terpenting dalam persiapan adalah memilih dan mengumpulkan perlengkapan umroh yang sesuai. Dengan perlengkapan yang tepat, jamaah dapat melaksanakan ibadah mereka dengan penuh semangat dan khusyuk. Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi perlengkapan umroh khusus untuk pria yang akan membantu mereka dalam menjalani perjalanan suci ini dengan lancar dan penuh berkah.

Baca juga: Lempar Jumrah Dan Waktu Pelaksanaanya

Perlengkapan Umroh Untuk Laki-Laki yang Harus disiapkan

Bagi para pria yang berencana melaksanakan umroh, penting untuk memiliki persiapan yang tepat dan memadai. Salah satu aspek penting dalam persiapan adalah memilih dan mengumpulkan perlengkapan yang sesuai. 

Kain Ihram

Ihram adalah pakaian khusus yang dikenakan oleh jamaah saat memasuki miqat, titik awal untuk memasuki tanah suci. Ihram terdiri dari dua lembar kain putih yang longgar, satu diikat di sekitar pinggang dan yang lainnya digunakan untuk menutupi bagian atas tubuh. Jamaah laki-laki harus memastikan mereka memiliki ihram yang nyaman, ringan, dan sesuai dengan ukuran tubuh mereka.

Baju dan Celana

Selain ihram, sejumlah baju dan celana yang nyaman juga diperlukan untuk dipakai di luar waktu ihram. Pastikan untuk membawa baju-baju yang sesuai dengan iklim dan cuaca di Makkah dan Madinah. Pilihlah baju yang terbuat dari bahan yang ringan, menyerap keringat, dan mudah kering.

Untuk celana pilihlah yang terbuat dari kain yang tipis, seperti celana bahan karena mudah dibawa dari pada pakai celana jeans yang cukup memenuhi koper.

Sandal

Pilihlah sandal yang nyaman dan mudah digunakan, terutama saat berjalan di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang luas. Pastikan sandal memiliki kualitas yang baik, tahan lama, dan memberikan dukungan yang cukup pada kaki.

Kalau bisa bawa juga tas untuk sandal, agar ketika masuk ke Masjidil Haram tas tersebut bisa untuk menyimpan sandal.

Tas Kecil

Siapkan sebuah tas kecil atau bumbag yang dapat digunakan untuk menyimpan barang-barang pribadi seperti paspor, uang, ponsel, dan kartu identitas. Tas ini harus cukup aman dan mudah dibawa serta tidak menghambat gerakan saat melakukan tawaf dan sai.

Peralatan Mandi

Pastikan Anda membawa peralatan mandi seperti sabun, sampo, odol, sikat gigi, dan handuk kecil. Bawa juga wadah plastik kedap air untuk menyimpan peralatan mandi agar tetap bersih dan terorganisir. Meskipun di hotel telah menyediakan peralatan mandi, namun lebih utama membawa peralatan sendiri.

Baca juga: Pengertian Wukuf dan Pelaksanaanya

Obat-obatan

Jangan lupa membawa obat-obatan pribadi dan obat-obatan umum seperti obat pereda sakit kepala, obat flu, atau obat pencernaan. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum berangkat untuk mendapatkan rekomendasi khusus jika Anda memiliki kondisi medis tertentu.

Topi, Sorban atau Kopiah

Pria umumnya menggunakan topi, sorban atau kopiah saat melakukan ibadah umroh. Pastikan untuk membawa topi, sorban atau kopiah yang nyaman dan cocok dengan ukuran kepala Anda untuk melindungi diri dari sinar matahari langsung.

Al-Qur’an

Selalu bawa Al-Qur’an yang ringkas dan mudah dibawa saat melakukan umroh. Ini memungkinkan Anda untuk membaca dan merenungkan ayat-ayat suci di tempat-tempat suci. Meskipun tidak membawa di setiap masjid sudah disediakan Al-Quran.

Tas Koper atau Ransel

Pilihlah tas koper atau ransel yang kokoh dan memiliki banyak ruang penyimpanan. Ini akan membantu Anda menyimpan semua perlengkapan dengan aman dan rapi. Mengingat perjalanan dari tanah air ke Arab Saudi cukup jauh, agar barang lebih aman jika menggunakan koper yang kokoh.

Baca juga: Berikut Larangan Ibadah Haji yang Wajib Dipatuhi

Selain perlengkapan tersebut, penting juga untuk menjaga kebersihan pribadi, menjaga kesehatan, dan membawa semangat ibadah yang kuat selama umroh. Pastikan untuk melakukan pengecekan ulang agar tidak ada yang terlewatkan sebelum berangkat.

Dengan persiapan yang matang dan perlengkapan yang tepat, pria yang melaksanakan umroh akan merasa nyaman, fokus, dan terpusat pada ibadah mereka. Semoga umroh yang dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan pengalaman spiritual yang mendalam.

Jenis-jenis Tawaf, Muslim Wajib Tahu

Jenis-jenis Tawaf, Muslim Wajib Tahu

Tawaf adalah mengelilingi ka’bah tujuh kali, dimulai dan diakhiri di Hajar aswad, serta memposisikan ka’bah di sebelah kiri saat bertawaf.

Dianjurkan untuk mengusap Hajar Aswad, jika tidak bisa maka jama’ah dapat memberikan isyarat berupa melambaikan tangan, serta disunnahkan sholat sunnah 2 rakaat setelah melakukan thawaf. Perintah untuk melakukan tawaf termaktub dalam AL-Qur’an:

ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

Artinya: “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada di badan mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka, dan melakukan tawaf di sekeliling al-Bait al-‘Atīq (Baitullah).”

Jenis Jenis Tawaf 

Dalam Tuntunan Manasik Haji Dan Umroh dari Kemenag menjelaskan bahwa ada lima jenis tawaf. Yang pertama ada tawaf rukun atau yang biasa disebut tawaf ifadah, tawaf ifadah adalah tawaf rukun haji dan juga disebut tawaf rukun umrah. 

Yang kedua Tawaf qudum atau tawaf penghormatan kepada Baitullah, yang biasanya dikerjakan ketika baru sampai tiba di kota Mekkah, hukum tawaf qudum adalah sunnah. Biasanya tawaf ini dikerjakan haji ifrad dan haji qiran.

Yang ketiga ada tawaf wada’ atau tawaf perpisahan, yakni tawaf yang dikerjakan ketika jamaah ingin meninggalkan kota Mekkah. Yang keempat tawaf nazar, wajib dikerjakan dan waktunya kapan saja. Dan yang terakhir tawaf sunnah.

1# Tawaf Rukun

Karena termasuk dalam rukun haji dan umroh, maka tawaf tidak boleh ditinggalkan untuk jamaah yang sedang melaksanakan haji dan umroh. 

Tawaf rukun terbagi menjadi dua, ada tawaf rukun ibadah haji atau biasanya disebut tawaf ifadah atau tawaf ziarah dan ada tawaf rukun ibadah umroh. Jadi tawaf ifadah wajib dikerjakan karenakan termasuk dari rukun ibadah Haji. 

Waktu yang utama mengerjakan tawaf ifadah adalah pada tanggal 10 Dzulhijjah lebih tepatnya setelah tengah malam 10 Dzulhijjah atau sesudah keluar matahari 10 Dzulhijjah atau sesudah terbit fajar di tanggal 10 Dzulhijjah. Tawaf ifadah dikerjakan ketika sesudah melempar jumrah aqabah. 

Sedangkan untuk batas akhir pelaksanaan tawaf ifadah tidak ada batas, namun lebih baik dikerjakan sebelum hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).

Baca Juga: Mengenal Tawaf Ifadah Dalam Ibadah Haji

2# Tawaf Sunnah

Tawaf sunnah adalah tawaf yang dikerjakan dalam setiap kesempatan masuk ke Masjidil Haram dan tidak diikuti dengan sa’i. Karena dikerjakan dengan sukarela tawaf ini biasanya disebut tawaf tathawwu atau sukarela.

Tawaf sunnah tidak wajib dikerjakan karena bukan termasuk dalam rukun haji dan umroh, tapi tetap untuk dianjurkan dikerjakan. 

Sedangkan tawaf yang wajib dikerjakan ada 4 macam, tawaf qudum, tawaf nadzar, tawaf ifadah, dan tawaf wada, dan beberapa ulama berpendapat bahwa tawaf wada sunnah untuk dikerjakan. Selain keempat tawaf tersebut dihukumi sunnah.

Tidak ada batasan waktu untuk pelaksanaan dalam tawaf sunnah, jamaah bisa mengerjakan tawaf ini kapan saja setiap ada kesempatan.

Baca juga: Penjelasan Tawaf Sunnah Dalam Haji Dan Umroh

3# Tawaf Qudum Adalah

Tawaf qudum atau tawaf penghormatan kepada Baitullah, yang biasanya dikerjakan ketika baru sampai tiba di kota Mekkah, hukum tawaf qudum adalah sunnah. Biasanya tawaf ini dikerjakan haji ifrad dan haji qiran.

Pada umumnya tawaf qudum dikerjakan pada hari pertama saat jamaah baru datang di kota Makkah. Tujuan dari tawaf qudum ini untuk penghormatan seorang muslim terhadap Baitullah karena baru tiba di kota Makkah.

Hukum mengerjakan tawaf qudum adalah sunnah. Tawaf qudum bukan termasuk dalam rukun umroh dan haji jadi mengerjakanya tidak wajib. 

Tawaf qudum ini biasanya dikerjakan oleh jamaah yang sedang melakukan haji ifrad dan haji qiran. Yang dimaksud haji ifrad adalah seseorang hanya melakukan haji saja tanpa melakukan umroh, sedangkan haji qiran ialah seseorang melakukan haji bersamaan dengan ibadah umroh, melakukan dengan sekali niat.

Baca juga: Apa Itu Tawaf Qudum ? Berikut Penjelasanya

4# Tawaf Nazar

Tawaf nazar wajib dikerjakan dan tidak boleh ditinggalkan, sesuai dengan namanya tawaf ini karena amalan yang dinazarkan. Sedangkan untuk waktunya bisa kapan saja tidak dibatasi waktu. 

5# Tawaf Wada’

Secara bahasa wada’ memiliki arti perpisahan. Tawaf wada’ adalah tawaf perpisahan dan sebagai penghormatan terakhir kepada Baitullah, tawaf wada’ dikerjakan sebagai bentuk perpisahan dengan Baitullah dan juga Mekkah.

Selain itu mengerjakan tawaf wada’ juga bentuk syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan nikmat atas semua rangkaian ibadah yang sudah diselesaikan. Serta dalam tawaf wada’ juga tempat untuk berdoa agar diberikan keselamatan ketika perjalanan pulang.

Syarat Sah Tawaf Qudum

Untuk melaksanakan tawaf jamaah harus memenuhi syarat sah tawaf, jika ditinggalkan maka tawaf jamaah akan dihukumi tidak sah, berikut syarat sah tawaf:

  • Suci dari hadats kecil dan besar dan najis;
  • Menutup aurat;
  • Tawaf dikerjakan harus di dalam Masjidil Haram, juga termasuk di lantai dua, tiga, atau empat, meskipun saat melakukan melebihi ketinggian dari ka’bah.
  • Tawaf dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad pula.
  • Posisi Ka’bah harus berada di sebelah kiri.
  • Waktu mengelilingi harus di luar Ka’bah, di luar Hijir Ismail juga.
  • Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
  • Bisa berniat sendiri jika tawaf tidak dilakukan waktu ibadah haji dan umroh.

Sunnah Tawaf

Selain melakukan hal yang wajib, jamaah harus mengerjakan hal-hal yang sunnah, karena ada yang berpendapat bahwa perkara sunnah merupakan penyempurna perkara yang wajib. Berikut sunnah tawaf yang bisa jamaah kerjakan ketika melakukan tawaf ifadah:

  • Memegang dan mencium Hajar Aswad jika memungkinkan, serta meletakkan jidat pada permulaan tawaf. Namun tidak dianjurkan dikerjakan oleh perempuan. Jika dirasa tidak bisa diganti dengan isyarat dengan tangan kanan.
  • Berjalan cepat pada putaran pertama hingga ketiga tapi tidak berlompat dan berjalan seperti biasa pada putaran selanjutnya.
  • Melakukan idhthiba’ bagi laki-laki, idhthiba’ iyalah meletakkan selendang di bawah bahu kanan terus ujungnya diletakkan di bahu sebelah kiri hingga menutupinya. Yang intinya bahu kanan terbuka sedangkan bahu sebelah kiri tertutup.
  • Mendekat di sekitar ka’bah untuk laki-laki  jika memungkinkan, sedangkan untuk perempuan dianjurkan untuk agak menjauh.
  • Disunnahkan menyentuh Ar-Ruknul Yamani tanpa harus mencium, jika tidak, bisa diganti berisyarat dengan melambaikan tangan.
8 Tips agar Tidak Tersesat selama Haji

8 Tips agar Tidak Tersesat selama Haji

Beribadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang dilakukan oleh umat Muslim setidaknya sekali seumur hidup. Perjalanan haji ke Tanah Suci Mekah dan Madinah membutuhkan persiapan yang matang agar dapat beribadah dengan lancar dan khusyuk. 

Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana menghindari tersesat selama melaksanakan ibadah haji. Berikut ini adalah beberapa tips agar tidak tersesat selama beribadah haji:

1# Mempelajari Rute dan Petunjuk

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, penting bagi jamaah haji untuk mempelajari rute perjalanan dan petunjuk-petunjuk penting. Biasanya, panitia haji akan memberikan informasi rinci mengenai rute perjalanan, tempat-tempat ibadah yang akan dikunjungi, serta tata cara pelaksanaan ibadah. Mempelajari rute dan petunjuk ini akan membantu jamaah haji untuk menghindari kesesatan dan tetap berada pada jalur yang benar.

Baca juga: Mengenal Sa’i Dalam Haji dan Umroh

2# Membawa Tanda Pengenal

Selama beribadah haji, menggunakan tanda pengenal seperti gelang atau kalung dengan tulisan identitas atau nomor kontak dapat sangat membantu dalam mengidentifikasi jamaah haji jika terjadi kehilangan atau tersesat. 

Tanda pengenal ini akan memudahkan orang lain untuk membantu mengarahkan atau menghubungi keluarga atau kelompok jamaah haji jika terpisah.

3# Menjaga Komunikasi

Selama perjalanan haji, penting untuk selalu menjaga komunikasi dengan anggota keluarga atau rombongan haji lainnya. Pastikan untuk saling bertukar nomor kontak dan menentukan tempat pertemuan jika terjadi pemisahan atau tersesat. Selain itu, sebaiknya beribadah dalam kelompok yang telah ditentukan. Dengan menjaga komunikasi dan berkumpul bersama kelompok, akan lebih mudah untuk menghindari kesesatan.

4# Membawa Kartu Hotel

Membawa kartu hotel sangat penting untuk jamaah haji ketika pergi, karena didalam kartu hotel terdapat alamat hotel. Terutama jamaah yang lansia dianjurkan membawa kartu hotel. Meskipun sudah melakukan pengenalan lokasi hotel (seberapa jauh dari masjidil haram dan bangunan sekitar). 

5# Menggunakan Aplikasi Navigasi

Dalam era teknologi saat ini, banyak aplikasi navigasi yang dapat digunakan untuk membantu jamaah haji agar tidak tersesat, seperti Google Maps dan aplikasi navigasi lainya.Beberapa aplikasi tersebut menyediakan peta digital, petunjuk arah, serta informasi penting tentang tempat-tempat ibadah dan fasilitas umum di sekitar. Menggunakan aplikasi navigasi ini dapat menjadi panduan yang praktis selama beribadah haji.

6# Jangan pergi sendirian 

Jika ingin keluar hotel lebih baik jangan keluar sendiri baik lansia ataupun perempuan, bukan hanya takut tersesat namun demi keamanan juga. Lebih baik mengajak teman rombongan jika ingin pergi kemana saja agar lebih aman.

7# Lapor kepada ketua rombongan 

Jamaah jika ingin keluar dari hotel sendiri alangkah baiknya lapor kepada ketua rombongan. Tips ini sepele namun cukup penting agar menghindari tersesat. 

8# Tetap Tenang dan Sabar

Terakhir, tetap tenang dan sabar merupakan kunci utama dalam menghadapi situasi tersesat. Panik dan stres hanya akan mempersulit proses mencari jalan keluar. Berusahalah untuk tetap tenang, melaksanakan ibadah dengan khusyuk, dan mengandalkan Allah SWT dalam setiap langkah perjalanan haji. Ingatlah bahwa perjalanan haji adalah ibadah yang penuh berkah, dan setiap tantangan yang dihadapi adalah kesempatan untuk mendapatkan pengampunan dan keberkahan.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan jamaah haji dapat terhindar dari tersesat dan menjalani ibadah haji dengan tenang dan lancar. Perjalanan haji merupakan momen berharga yang tidak boleh terlewatkan dengan kesulitan-kesulitan yang tidak penting. Semoga perjalanan ibadah haji menjadi pengalaman yang bermakna dan penuh berkah bagi setiap jamaah yang melaksanakannya. Wallahu a’lam.

Mengenal Sa’i Dalam Haji dan Umroh

Mengenal Sa’i Dalam Haji dan Umroh

Haji merupakan salah satu acara paling penting dalam kalender Islam. Ini adalah kewajiban wajib bagi semua orang Muslim yang mampu secara fisik dan finansial untuk melakukannya setidaknya sekali dalam hidup mereka. 

Haji melibatkan serangkaian ritual dan praktik yang melambangkan hubungan yang dalam antara umat Muslim dengan Sang Pencipta. Rukun Haji adalah serangkaian ritual yang harus dilakukan setiap jamaah haji selama perjalanan haji.

Rukun haji adalah serangkaian tindakan ritual yang harus dilakukan oleh setiap jamaah haji yang melakukan ibadah haji di Makkah. Rukun haji terdiri dari enam hal yang wajib dilakukan, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa’i, tahallul dan tertib. 

Baca juga: Pengertian Tawaf Wada’ Dalam Umroh dan Haji

Setiap rukun haji memiliki makna dan nilai yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim, sehingga setiap jamaah haji diharapkan untuk melaksanakannya dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.

Salah satu rukun haji dan umroh adalah sa’i, yang dimaksud sa’i adalah berjalan tujuh kali antara bukit Shafa dan bukit Marwah yang disebut Sa’i. Tidak ada doa yang diwajibkan di dalam Sa’i jadi jama’ah bisa memanjatkan doa yang di inginkan. 

Syarat sa’i iyalah memulai dari bukit Shafa dan mengakhiri di bukit Marwah, berjalan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali dan dari Marwah ke bukit Shafa dihitung satu kali juga.

Hukum Sa’i Dalam Umroh dan Haji

Banyak pendapat untuk rukun satu ini, menurut Imam Maliki, Imam Hambali dan Imam Syafi’i termasuk dalam rukun haji dan umroh yang jika ditinggalkan maka haji dan umroh tidak sah. Imam Hanafi berpendapat sa’i termasuk dalam wajib haji, jika ditinggalkan maka jamaah harus membayar denda atau dam.

Syarat Sa’i 

  • Didahului dengan thawaf; 
  • Dimulai dari bukit safa dan berakhir di bukit Marwah; 
  • Menyempurnakan tujuh kali perjalanan dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan sebaliknya dihitung satu kali perjalanan; 
  • Dilaksanakan di tempat Sa’i

Hikmah Sa’i 

Mengikuti jejak Nabi Ibrahim, Sa’i merupakan bagian dari ibadah haji dan umrah yang dilakukan untuk mengenang perjuangan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Dalam sejarah Islam, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan istrinya dan putranya, Ismail, di lembah Makkah yang kering. Dalam pencarian air, Siti Hajar berlari antara bukit Safa dan Marwah tujuh kali. Sa’i adalah cara untuk mengikuti jejak mereka dan menghormati perjuangan dan ketabahan mereka.

Sa’i merupakan simbol pengorbanan dan kesabaran, melalui sa’i, umat Muslim diajarkan nilai-nilai pengorbanan dan kesabaran. Sa’i melibatkan perjalanan berulang kali antara Safa dan Marwah yang melambangkan ketabahan dan keteguhan dalam mencari sesuatu yang diinginkan. Ini mengajarkan kita untuk tidak menyerah dalam menghadapi rintangan dan tantangan hidup, serta untuk terus berusaha dengan penuh kesabaran dan keyakinan.

Peningkatan ketaqwaan dan kesadaran spiritual, sa’i adalah salah satu aspek ibadah yang memperkuat ketakwaan dan kesadaran spiritual seseorang. Ketika seseorang berlari antara Safa dan Marwah, itu menjadi momen introspeksi dan refleksi diri. Sa’i mengingatkan kita akan sifat fana dunia ini dan pentingnya mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah. Dalam prosesnya, umat Muslim dapat merenungkan hubungan mereka dengan Tuhan dan berupaya untuk menjadi hamba yang lebih baik.

Pengertian Tawaf Wada’ Dalam Umroh dan Haji

Pengertian Tawaf Wada’ Dalam Umroh dan Haji

Tawaf wada adalah – Salah satu dari beberapa rangkaian rukun ibadah haji dan ibadah umroh adalah tawaf dan salah satunya adalah tawaf wada.

Thawaf adalah mengelilingi ka’bah tujuh kali, dimulai dan diakhiri di Hajar aswad, serta memposisikan ka’bah di sebelah kiri saat bertawaf.

Dianjurkan untuk mengusap Hajar Aswad, jika tidak bisa maka jama’ah dapat memberikan isyarat berupa melambaikan tangan, serta disunnahkan sholat sunnah 2 rakaat setelah melakukan thawaf.

Tawaf sendiri memiliki beberapa jenis, ada yang berpendapat 4 dan ada juga yang berpendapat 5, dilansir dari tuntunan manasik haji dan umroh dari Kemenag tawaf ada 5 jenis, tawaf rukun, tawaf qudum, tawaf wada’, tawaf sunnah dan tawaf nazar.

Yang pertama ada tawaf rukun atau yang biasa disebut tawaf ifadah, tawaf ifadah adalah tawaf rukun haji dan juga disebut tawaf rukun umrah. 

Yang kedua Tawaf qudum atau tawaf penghormatan kepada Baitullah, yang biasanya dikerjakan ketika baru sampai tiba di kota Mekkah, hukum tawaf qudum adalah sunnah. Biasanya tawaf ini dikerjakan haji ifrad dan haji qiran.

Yang ketiga tawaf sunnah Tawaf adalah tawaf yang dikerjakan dalam setiap kesempatan masuk ke Masjidil Haram dan tidak diikuti dengan sa’i. Karena dikerjakan dengan sukarela tawaf ini biasanya disebut tawaf tathawwu atau sukarela.Yang keempat tawaf nazar, wajib dikerjakan dan waktunya kapan saja. Dan yang terakhir tawaf wada’.

Baca Juga: Urutan Yang Benar Dalam Menunaikan Rukun Umrah, Mencukur Salah Satunya

Tawaf Wada Adalah

Tawaf wada’ atau tawaf perpisahan, yakni tawaf yang dikerjakan ketika jamaah ingin meninggalkan kota Mekkah. Tawaf ini menjadi amalan terakhir untuk ibadah haji dan umroh. Sedangkan untuk proses pelaksanaanya tidak jauh beda dengan tawaf pada umumnya. Yaitu mengelilingi Baitullah sebanyak 7 kali.

Dari  Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Manusia diperintahkan menjadikan akhir amalan hajinya adalah di Baitullah (dengan thawaf wada’) kecuali hal ini diberi keringanan bagi wanita haidh.” (HR. Bukhari no. 1755 dan Muslim no. 1328).

Tawaf Wada Umrah Hukumnya

Ada perbedaan pendapat untuk hukum tawaf wada’, menurut Imam Ahmad, Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa hukum tawaf wada’ wajib bagi jamaah haji yang akan meninggalkan kota mekkah. Jika ditinggalkan maka wajib membayar dam satu ekor kambing.

Sedangkan untuk wanita yang haid dan nifas tidak diwajibkan untuk tawaf wada’, penghormatan kepada Baitullah cukup diganti dengan berdoa didepan gerbang Masjidil Al-Haram.

Selain itu Imam Malik, Dawud, dan Ibnu Mundzir berpendapat tawaf wada’ hukumnya sunnah. Jika ditinggalkan maka tidak harus membayar dam.

Syarat Sah Tawaf Wada

Untuk melaksanakan tawaf jamaah harus memenuhi syarat sah tawaf, jika ditinggalkan maka tawaf jamaah akan dihukumi tidak sah, berikut syarat sah tawaf:

  • Suci dari hadats kecil dan besar dan najis;
  • Menutup aurat;
  • Tawaf dikerjakan harus di dalam Masjidil Haram, juga termasuk di lantai dua, tiga, atau empat, meskipun saat melakukan melebihi ketinggian dari ka’bah.
  • Tawaf dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad pula.
  • Posisi Ka’bah harus berada di sebelah kiri.
  • Waktu mengelilingi harus di luar Ka’bah, di luar Hijir Ismail juga.
  • Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
  • Bisa berniat sendiri jika tawaf tidak dilakukan waktu ibadah haji dan umroh.

Sunnah Tawaf Wada

Selain melakukan hal yang wajib, jamaah harus mengerjakan hal-hal yang sunnah, karena ada yang berpendapat bahwa perkara sunnah merupakan penyempurna perkara yang wajib. Berikut sunnah tawaf yang bisa jamaah kerjakan ketika melakukan tawaf ifadah:

  • Memegang dan mencium Hajar Aswad jika memungkinkan, serta meletakkan jidat pada permulaan tawaf. Namun tidak dianjurkan dikerjakan oleh perempuan. Jika dirasa tidak bisa diganti dengan isyarat dengan tangan kanan.
  • Berjalan cepat pada putaran pertama hingga ketiga tapi tidak berlompat dan berjalan seperti biasa pada putaran selanjutnya.
  • Melakukan idhthiba’ bagi laki-laki, idhthiba’ iyalah meletakkan selendang di bawah bahu kanan terus ujungnya diletakkan di bahu sebelah kiri hingga menutupinya. Yang intinya bahu kanan terbuka sedangkan bahu sebelah kiri tertutup.
  • Mendekat di sekitar ka’bah untuk laki-laki  jika memungkinkan, sedangkan untuk perempuan dianjurkan untuk agak menjauh.
  • Disunnahkan menyentuh Ar-Ruknul Yamani tanpa harus mencium, jika tidak, bisa diganti berisyarat dengan melambaikan tangan.